Jaranan Buto, Salah Satu Aura Magis di Seni Budaya Banyuwangi
Festival Jaranan Buto biasanya digelar Lapangan Jajag, Gambiran, Banyuwangi. Festival ini menampilkan lebih dari 30 grup kesenian yang masing masing terdiri dari penari dan penabuh. Penyelenggaraan Festival Jaranan Buto ini salah satunya sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas rakyat Banyuwangi,
Seni Jaranan Buto ini menggunakan properti kuda berwajah raksasa atau dikenal dengan sebutan Buto. Pementasan tarian ini diiringi alunan musik kendang, bonang, gong besar, kempul terompet, kecer dan seperangkat gamelan.
Seni tari Jaranan buto memiliki inovasi yang beragam. Diantara inovasi yang berkembang adalah pada variasi musik pengiring, tata rias penari serta kostum yang dikenakan oleh penarinya. Ditambah dengan unsur magis kesurupan memang kerap malah menjadi atraksi yang ditunggu-tunggu pengunjung. Penari yang mengalami kesurupan dalam keadaan tidak sadar dan akan mengejar orang yang menggodanya dengan siulan. Saking agresifnya, para penari yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri tersebut mampu memakan kaca, api, ayam hidup dengan mengigit kepalanya hingga ayam tersebut mati.
Tapi kamu tidak perlu panik! Semua atraksi ini telah dikendalikan oleh pawang yang bertanggung jawab untuk menyadarkan kembali para penari atau penonton yang ikut kesurupan. Agenda inilah yang merupakan salah satu keunikan dari Banyuwangi Festival yang diadakan setiap tahunnyaa.