Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur (Sunrise of Java)
Banyuwangi adalah Kabupaten terluas di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Wilayah ini dulunya disebut Wana Tirtaganda atau wilayah Blambangan. Untuk pertama kali menjadi pusat pemerintahan kabupaten pada tahun 1774 saat Kanjeng Raden Tumennggung Wiraguna I atau Mas Alit diangkat menjadi bupati pada tahun yang sama. Informasi ini berdasarkan pada artikel kami tentang Asal Usul Banyuwangi.
Kabupaten Banyuwangi berbatasan langsung dengan Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso. Banyuwangi juga berbatasan dengan Pulau Bali yang dihubungkan oleh Selat Bali dengan Pelabuhan Ketapang yang menjadi titik penyeberangan.
Banyuwangi dipadati oleh mayoritas suku asli yaitu Osing yang dipercaya erupakan sub-suku Jawa dan suku lain yang hidup dengan damai. Penduduk asli suku Osing menggunakan bahasa Osing yang merupakan ragam tertua bahasa Jawa. Namun secara kebudayaan, Suku Osing banyak dipengaruhi oleh budaya Bali.
Kabupaten Banyuwangi memiliki luas mencapai 5.782,50 km2 dan bahkan lebih luas daripada Pulau Bali yang memiliki luas 5.636,66 km2.
Dengan wilayah yang begitu luas, Banyuwangi juga memiliki potensi menarik dalam bidang pariwisata, kuliner serta seni dan budaya.
Banyuwangi juga memiliki julukan yang tersemat seperti The Sunrise of Java, Bumi Blambangan, Kota Osing, Kota Santet, Kota Banteng, Kota Gandrung, Kota Festival dan Kota Pisang.
Julukan The Sunrise of Java disandang Kabupaten Banyuwangi tidak lain karena merupakan daerah yang akan menyaksikan terbitnya matahari pertama di ujung timur Pulau Jawa.
Julukan Bumi Blambangan merupakan sebutan sejarah berdirinya Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan Blambangan.
Julukan Kota Osing karena Banyuwangi memiliki penduduk yang multikultur. Penduduk memiliki 3 elemen masyarakat yaitu Jawa Mataraman, Madura, dan Osing. Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi. Sebagai keturunan kerajaan Blambangan, suku osing mempunyai adat-istiadat, budaya maupun bahasa yang berbeda dari masyarakat jawa dan madura.
Julukan Kota Santet bermula sejak tahun 1998. Terkenal sejak peristiwa memilukan ketika 100 orang lebih dibunuh secara misterius karena dituduh memiliki ilmu santet. Peristiwa ini dikenal luas oleh masyarakat sebagai “Tragedi Santet”.
Kabupaten Banyuwangi juga terkenal dengan Tari Gandrung yang menjadi maskot kabupaten ini. Hal itulah yang menjadikan Banyuwangi memiliki julukan Kota Gandrung.
Kabupaten Banyuwangi dijuluki kota banteng dikarenakan di Banyuwangi tepatnya di Taman Nasional Alas Purwo terdapat banyak banteng jawa.
Banyuwangi merupakan penghasil pisang terbesar di Indonesia, tidak jarang hampir di setiap rumah warga terdapat pohon pisang. Sejak saat itu Banyuwangi dikenal sebagai Kota Pisang.
Berawal dari sukses penyelenggaraan kegiatan budaya Banyuwangi Ethno Carnival pertama pada tahun 2011 lalu, maka pada tahun-tahun berikutnya seakan tak terbendung lagi semangat dan kegairahan masyarakat Banyuwangi untuk mengangkat potensi dan budaya daerah melalui rangkaian kegiatan yang dikemas dalam tajuk Banyuwangi Festival. Maka sejak 2012 acara Banyuwangi Ethno Carnival ditahbiskan menjadi agenda tahunan berbarengan dengan kegiatan lain, baik yang bersifat seni, budaya, fesyen, dan wisata olahraga.